Hari: 8 April 2025

Innalillahi! Warga Pasaman Barat Tewas Diterkam Buaya Setelah 6 Jam Pencarian

Innalillahi! Warga Pasaman Barat Tewas Diterkam Buaya Setelah 6 Jam Pencarian

PASAMAN BARAT, SUMATERA BARAT – Kabar duka menyelimuti warga Nagari Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas, Kabupaten Pasaman Barat. Seorang warga bernama Ali Imran (48 tahun) ditemukan tewas diterkam buaya setelah sebelumnya dilaporkan hilang selama kurang lebih enam jam. Peristiwa tragis ini terjadi pada Selasa pagi, 8 April 2025, sekitar pukul 07.00 WIB, di aliran Sungai Batang Air Bangis.

Kejadian bermula ketika korban pergi ke sungai untuk mencari ikan pada Senin sore, 7 April 2025, sekitar pukul 13.00 WIB. Namun, hingga menjelang malam, korban tak kunjung kembali ke rumah. Keluarga dan warga sekitar kemudian melakukan pencarian di sepanjang aliran sungai. Setelah melakukan pencarian intensif selama beberapa jam, sayangnya, korban ditemukan dalam kondisi tewas diterkam buaya di dekat muara sungai.

Tim SAR gabungan dari BPBD Pasaman Barat, kepolisian dari Polsek Sungai Beremas, dan warga setempat kemudian melakukan evakuasi terhadap jenazah korban. Proses evakuasi berlangsung cukup sulit karena lokasi penemuan yang berada di area sungai yang cukup dalam dan berpotensi adanya buaya lain. Setelah berhasil dievakuasi, jenazah korban dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan.

Kapolsek Sungai Beremas, IPTU Agus Salim, membenarkan adanya kejadian seorang warga yang tewas diterkam buaya. “Kami menerima laporan orang hilang dan langsung berkoordinasi dengan BPBD serta warga untuk melakukan pencarian. Sayangnya, korban ditemukan sudah meninggal dunia akibat serangan buaya. Kami mengimbau kepada masyarakat yang beraktivitas di sekitar sungai untuk selalu waspada dan berhati-hati,” ujarnya pada Selasa siang, 8 April 2025. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan sosialisasi mengenai bahaya keberadaan buaya di sungai tersebut.

Kejadian ini menambah daftar panjang kasus manusia yang menjadi korban serangan buaya di wilayah Sumatera Barat. Warga sekitar Sungai Batang Air Bangis merasa khawatir dan berharap agar pihak terkait dapat mengambil tindakan untuk meminimalisir risiko serangan buaya di masa mendatang.

Peristiwa tragis tewas diterkam buaya ini menjadi pengingat akan bahaya satwa liar di sekitar lingkungan permukiman. Pihak berwenang diharapkan dapat meningkatkan upaya mitigasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait risiko dan cara aman beraktivitas di wilayah yang berpotensi adanya buaya.

Sate Matang, Irisan Daging Sapi atau Kambing yang Penuh Rempah

Sate Matang, Irisan Daging Sapi atau Kambing yang Penuh Rempah

Aceh, Indonesia – Jika Anda adalah pecinta kuliner sejati, terutama olahan daging sapi, maka Sate Matang adalah hidangan yang wajib Anda coba. Berasal dari kota Matang Geulumpang Dua, Kabupaten Bireuen, Aceh, sate ini menawarkan cita rasa yang unik dan kaya rempah, berbeda dari sate daging sapi pada umumnya. Mari kita telaah lebih dalam tentang keistimewaan kuliner daging sapi yang satu ini.

Keunikan utama Sate Matang terletak pada proses pengolahan dan bumbu rempahnya. Sebelum dibakar, potongan-potongan daging sapi yang empuk terlebih dahulu direbus dengan berbagai macam bumbu khas Aceh. Proses perebusan ini tidak hanya membuat daging sapi menjadi lebih lembut, tetapi juga meresap sempurna aroma dan cita rasa rempah yang kaya, seperti ketumbar, jintan, kunyit, dan bumbu lainnya yang diracik secara khusus.

Setelah direbus hingga matang (sesuai dengan namanya, “Matang” berarti matang dalam bahasa Aceh), barulah potongan daging sapi ditusuk dengan lidi dan dibakar di atas bara arang. Proses pembakaran ini memberikan aroma smoky yang khas dan menambah kelezatan sate.

Sate Matang biasanya disajikan dengan kuah soto yang segar dan gurih. Kuah soto ini juga kaya akan rempah dan seringkali ditambahkan potongan daging atau jeroan sebagai pelengkap. Sensasi menyantap sate yang empuk dan kaya rempah, dicelupkan ke dalam kuah soto yang hangat dan menyegarkan, menciptakan pengalaman kuliner yang tak terlupakan.

Sebagai pelengkap, Sate Matang seringkali disantap bersama nasi putih hangat, irisan bawang merah, mentimun, dan taburan kacang tanah goreng yang renyah. Sambal pedas khas Aceh juga menjadi teman setia bagi para pecinta rasa pedas.

Popularitas Sate Matang tidak hanya terbatas di Aceh. Kelezatannya telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan mancanegara. Banyak restoran dan warung makan yang menyajikan hidangan daging istimewa ini, menjadikannya salah satu ikon kuliner Aceh yang membanggakan.

Jika Anda berkunjung ke Aceh atau menemukan restoran yang menyajikan Sate Matang, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kelezatan daging sapi yang penuh rempah ini. Sensasi rasa yang unik dan otentik pasti akan memanjakan lidah Anda dan meninggalkan kesan yang mendalam.