Lampu Merah Cerdas: Menguji Efektivitas Teknologi Pengurai Kemacetan

Inovasi teknologi kini merambah ke sistem pengaturan lalu lintas dengan hadirnya Lampu Merah Cerdas (Adaptive Traffic Control System). Sistem ini menjanjikan revolusi dalam mengatasi kemacetan kronis di persimpangan-persimpangan padat. Tidak seperti traffic light konvensional yang bekerja dengan hitungan waktu tetap, teknologi pintar ini menggunakan sensor, kamera CCTV, dan algoritma kecerdasan buatan (AI) untuk secara dinamis menyesuaikan durasi lampu hijau berdasarkan volume kendaraan real-time. Upaya implementasi Lampu Merah Cerdas ini menjadi harapan baru bagi masyarakat urban yang lelah dengan waktu tempuh yang boros, sehingga diharapkan dapat menghemat waktu tempuh dan mendukung Kemandirian Finansial warga.

Proyek percontohan sistem Lampu Merah Cerdas ini mulai diuji coba secara intensif di tiga persimpangan utama yang selama ini dikenal sebagai titik macet terparah: Simpang Garuda, Simpang Roda Emas, dan Simpang Tiga Pahlawan. Uji coba dimulai pada hari Senin, 25 November 2024. Setelah dua minggu berjalan, data awal dari Pusat Komando Lalu Lintas (Puskam Lalin) menunjukkan hasil yang menggembirakan. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub), Ir. Bambang Sulistyo, M.Eng., dalam paparan data di Balai Kota pada Jumat, 6 Desember 2024, pukul 09.00 WIB, merilis statistik bahwa waktu tunggu rata-rata di Simpang Garuda telah berkurang sebesar 28%. “Sebelumnya, waktu tunggu puncak bisa mencapai 150 detik; kini, dengan sistem Lampu Merah Cerdas, waktu tunggu maksimal hanya 108 detik. Penyesuaian durasi lampu hijau dilakukan setiap 5 detik sekali, menjamin arus lalu lintas lebih lancar,” jelas Ir. Bambang.

Meskipun data efektivitas teknis menunjukkan perbaikan, tantangan implementasi dan adaptasi publik tetap menjadi sorotan. Sejumlah pengendara, terutama di Simpang Roda Emas, masih merasa bingung dengan perubahan durasi lampu yang tidak terprediksi. Untuk mengatasi kebingungan ini, pihak kepolisian lalu lintas melalui Kasat Lantas, Kompol Risa Amalia, S.I.K., M.Si., menempatkan personel tambahan. “Selama masa transisi, kami menugaskan dua personel di setiap persimpangan yang telah dipasang sistem Lampu Merah Cerdas pada jam sibuk pagi dan sore hari. Tugas mereka bukan hanya mengurai jika terjadi penumpukan, tetapi juga mengedukasi masyarakat bahwa sistem ini bekerja secara adaptif, bukan berdasarkan pola waktu yang kaku,” ujar Kompol Risa saat dihubungi pada Sabtu, 7 Desember 2024.

Selain efisiensi waktu, dampak lingkungan dan ekonomi dari teknologi ini juga signifikan. Pengurangan waktu mesin menyala saat berhenti (idling time) di persimpangan diperkirakan dapat menekan emisi gas buang hingga 15% di area tersebut. Lebih jauh, waktu yang dihemat pengendara—rata-rata 15 menit per hari—dapat dialokasikan untuk kegiatan produktif lainnya. Ini adalah investasi jangka panjang. Implementasi Lampu Merah Cerdas tidak sekadar upaya teknis Dishub, melainkan strategi kota cerdas (smart city) yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup warga. Ketika waktu tidak lagi terbuang sia-sia di jalan, energi dan fokus dapat dialihkan untuk meningkatkan produktivitas dan pend

Theme: Overlay by Kaira Extra Text
Indonesia, Sumatra

journal.pafibungokab.org

learn.pafipemkotkerinci.org

news.pafipemkotpalopo.org

bento4d

situs toto