Penyebab batuk rejan, atau pertusis, adalah infeksi pernapasan akut yang sangat menular, disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Penyakit ini sangat berbahaya, terutama bagi bayi dan anak kecil, karena dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian. Kasus-kasus batuk rejan yang marak terjadi di beberapa wilayah Sumatera menjadi peringatan serius bagi kesehatan masyarakat.
Bakteri penyebab batuk rejan ini menyebar melalui droplet pernapasan saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Penularannya sangat mudah, bahkan dari orang dewasa atau anak yang lebih tua yang mungkin hanya menunjukkan gejala ringan, tetapi menjadi pembawa bakteri yang berbahaya bagi bayi yang belum divaksinasi.
Gejala awal batuk rejan seringkali menyerupai flu biasa, seperti pilek, bersin, dan batuk ringan. Namun, dalam satu hingga dua minggu, batuk akan memburuk, menjadi serangan batuk parah yang ditandai dengan suara “whoop” saat menghirup napas setelah batuk. Batuk ini bisa sangat melelahkan dan seringkali diikuti muntah, menunjukkan tingkat keparahan infeksi.
Bagi bayi, penyebab batuk rejan bisa sangat mematikan. Mereka mungkin tidak menunjukkan suara “whoop” yang khas, melainkan mengalami apnea (berhenti bernapas) atau sesak napas berat. Komplikasi serius pada bayi meliputi pneumonia, kejang, kerusakan otak, dan bahkan kematian, menjadikan pertusis sebagai ancaman besar bagi populasi rentan ini.
Peningkatan kasus batuk rejan di Sumatera dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Rendahnya cakupan imunisasi di beberapa daerah, terutama di komunitas yang sulit dijangkau, menjadi celah bagi bakteri untuk menyebar. Selain itu, waning immunity (penurunan kekebalan) pada orang dewasa yang tidak mendapatkan booster juga berkontribusi pada penularan.
Pencegahan penyebab batuk rejan adalah kuncinya, dan vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) sangat efektif. Program imunisasi nasional harus diintensifkan di seluruh Sumatera untuk memastikan setiap bayi dan anak mendapatkan vaksinasi lengkap tepat waktu. Vaksinasi pada ibu hamil (cocooning strategy) juga direkomendasikan untuk melindungi bayi baru lahir.
Edukasi masyarakat tentang bahaya batuk rejan dan pentingnya imunisasi juga harus digalakkan. Orang tua perlu memahami bahwa batuk rejan bukan batuk biasa dan dapat sangat berbahaya bagi bayi mereka. Mendorong kesadaran akan pentingnya menjaga jarak dari individu yang batuk juga menjadi salah satu upaya penting.
Secara keseluruhan, penyebab batuk rejan adalah bakteri yang serius dan dapat mengancam jiwa bayi. Dengan meningkatkan cakupan imunisasi, memperkuat sistem surveilans, dan mengedukasi masyarakat, diharapkan Sumatera dapat melindungi anak-anaknya dari penyakit pernapasan yang sangat menular dan berbahaya ini.
