Tragedi di Sumut: Pegawai Akper Meregang Nyawa Akibat Masalah Utang dengan Pasangan Sejenis

Kabar duka kembali menyelimuti Sumatera Utara. Seorang pegawai Akademi Keperawatan (Akper) ditemukan tewas mengenaskan di kediamannya, diduga kuat menjadi korban pembunuhan oleh pasangannya sesama jenis. Motif dari tindak kekerasan ini ditengarai kuat akibat masalah utang yang belum terselesaikan antara korban dan pelaku.

Peristiwa tragis ini terjadi pada hari Kamis, 24 April 2025, sekitar pukul 21.00 WIB di sebuah rumah kontrakan yang terletak di Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan. Korban, yang diketahui bernama Risa Amalia (27 tahun), ditemukan oleh tetangga yang curiga karena tidak melihat korban sejak pagi hari. Setelah pintu rumah berhasil dibuka, saksi mata mendapati Risa sudah tidak bernyawa dengan luka parah di beberapa bagian tubuhnya.

Kepolisian Sektor (Polsek) Medan Sunggal yang menerima laporan segera tiba di lokasi kejadian untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Tim forensik juga diterjunkan untuk mengidentifikasi penyebab pasti kematian korban. Berdasarkan hasil penyelidikan awal dan keterangan sejumlah saksi, petugas kepolisian mengarah pada dugaan kuat bahwa pelaku pembunuhan adalah kekasih korban, bernama Arya Pratama (29 tahun).

Kapolsek Medan Sunggal, Kompol Surya Darmawan, dalam keterangan persnya pada Jumat, 25 April 2025, membenarkan adanya kasus pembunuhan tersebut. “Kami menduga kuat motifnya adalah masalah utang antara korban dan pelaku. Beberapa saksi menyebutkan sering mendengar pertengkaran di antara keduanya terkait masalah utang ini,” ujarnya. Lebih lanjut, Kompol Surya Darmawan menambahkan bahwa pihaknya telah mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian, termasuk senjata tajam yang diduga digunakan pelaku.

Saat ini, tim gabungan dari Polsek Medan Sunggal dan Satreskrim Polrestabes Medan tengah melakukan pengejaran terhadap Arya Pratama yang melarikan diri setelah kejadian. Pihak kepolisian mengimbau kepada masyarakat yang memiliki informasi mengenai keberadaan pelaku untuk segera melaporkannya kepada pihak berwajib.

Kasus ini menambah daftar panjang tindak kekerasan yang dipicu oleh masalah utang. Pihak Akper tempat korban bekerja menyatakan duka cita yang mendalam atas kejadian ini dan berharap pihak kepolisian dapat segera menangkap pelaku serta mengungkap tuntas kasus ini. Masyarakat di sekitar tempat tinggal korban juga merasa terkejut dan prihatin atas kejadian tragis yang menimpa Risa Amalia. Mereka berharap kejadian serupa tidak terulang kembali dan pihak berwajib dapat memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku.

Penyelesaian masalah utang seringkali menjadi pemicu konflik, bahkan berujung pada tindakan kriminal. Kasus ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak dan penyelesaian masalah secara damai tanpa kekerasan. Pihak kepolisian terus melakukan pengembangan penyelidikan untuk mengungkap secara keseluruhan motif dan kronologi pembunuhan pegawai Akper ini.